Vredeburg Yogyakarta adalah salah satu benteng peninggalan Belanda yang ada di kota Jogja, saat ini menjadi museum dan situs warisan budaya. Banyak hal menarik yang bisa kamu temukan ketika mengunjungi benteng di ujung Jalan Malioboro ini.
Benteng ini juga menjadi saksi sejarah perkembangan kota Yogyakarta pada awal berdirinya setelah ditandatanganinya Perjanjian Giyanti antara Kerajaan Mataram dan Belanda. Tempat Wisata Jogja yang satu ini bisa menjadi destinasi edukasi menarik bagi kamu dan keluarga atau rombongan sekolah yang ingin berkunjung ke Jogja.
Banyak paket liburan ke Jogja yang ditawarkan oleh travel atau biro perjalanan wisata yang menyertakan Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam rencana perjalanannya. Namun sebelum kita sampai disana, yuk simak dulu beberapa fakta menarik tentang Benteng Vredeburg berikut ini:
Sejarah Benteng Vredeburg Yogyakarta
Sejarah pembangunan Benteng Vredeburg Yogyakarta bermula dari kekhawatiran Belanda bahwa Keraton Yogyakarta akan berkembang pesat sejak kemunculannya pada tahun 1755. Hingga pada tahun 1760, perwakilan pemerintah Belanda, Nicolaas Hartingh, mengusulkan agar diperbolehkan dibangunnya benteng di dekat area keraton.
Pembangunan benteng ini dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap proses pemeliharaan keamanan di lingkungan istana dan sekitarnya, meskipun hal tersebut bukanlah tujuan sebenarnya. Tujuan awal Belanda adalah membangun benteng di sekitar istana agar mereka dapat memantau dan mengendalikan aktivitas istana jika terjadi pemberontakan.
Awal Pembangunan Benteng Vredeburg Yogyakarta
Sesudah izin pembangunan benteng disetujui, Sultan Hamengkubuwono I mulai memerintahkan pembangunan benteng dengan bentuk sederhana. Bentuk bentengnya berbentuk persegi dari tanah liat dengan tambahan bastion atau seleka di setiap sudutnya.
Tiang-tiang penyangga benteng ini masih menggunakan batang pohon palem atau kelapa dan beratap dari daun atau jerami. Raja pun menamai keempat benteng tersebut sebagai berikut:
- Barat Laut – Jaya Wisesa
- Timur Laut – Jaya Purusa
- Barat Daya – Jaya Prakosaningprang.
- Tenggara – Jaya Prayitnya
Bentuk Pertama Benteng Vredeburg Yogyakarta
Pada periode berikutnya, sekitar tahun 1765, gubernur Belanda W.H.Van Ossenberg, yang menggantikan Nicolas Hartingh, meminta pembangunan kembali. Sultan menyetujui permintaan ini pada tahun 1767 di bawah pengawasan arsitek Belanda, Ir.Frans Haak.
Awalnya tujuan benteng ini akan selesai pada tahun yang sama, namun karena lambatnya pengerjaan maka baru dapat selesai pada tahun 1787. Bangunan benteng terbuat dari beton dan terkesan kokoh sehingga kemudian diberi nama Benteng Rustenburg atau Benteng Peristirahatan.
Renovasi Bangunan Benteng Vredeburg Yogyakarta
Kemudian pada tahun 1867 terjadi gempa besar di Jogja yang menghancurkan banyak bangunan, termasuk Benteng Rustenburg. Akibatnya terjadi renovasi pada bagian benteng yang rusak dan setelah pekerjaan selesai, nama benteng diubah menjadi Benteng Vredeburg Yogyakarta atau Benteng Perdamaian.
Nama tersebut melambangkan hubungan damai dan bebas konflik antara pemerintah Belanda dan Kesultanan Yogyakarta. Hasil renovasi tersebut masih terlihat hingga saat ini pada bangunan Benteng Vredeburg.
Fungsi Benteng Vredeburg Yogyakarta
Pada masa penjajahan Belanda, benteng ini berfungsi sebagai barak militer dan tempat perlindungan bagi warga Belanda yang bertugas di Jogja. Sebagian benteng juga berfungsi sebagai gudang dan titik pertahanan dari serangan musuh serta mengawasi aktivitas keraton.
Belakangan, ketika Jepang mulai menduduki Indonesia, Benteng Vredeburg diubah menjadi penjara bagi para tahanan dan pemberontak. Selain itu, mereka juga memanfaatkan museum ini sebagai gudang senjata sebelum memindahkannya ke banyak pos militer Jepang di wilayah sekitarnya.
Kemudian pada masa kemerdekaan, Benteng Vredeburg Yogyakarta menjadi markas pertahanan tentara Indonesia pada masa perang invasi tentara Belanda. Benteng ini berulang kali diperebutkan oleh pemerintah Belanda dan tentara Indonesia ketika perang pecah.
Ketika kondisi mulai stabil, destinasi wisata populer ini menjadi situs warisan budaya penting pada tahun 1981. Sejak saat itu, Benteng Vredeburg menjadi museum yang hingga kini dikelola oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata.
Koleksi Menarik Benteng Vredeburg Yogyakarta
Setelah menjadi museum, beberapa bangunan di dalam benteng menjadi ruang pameran tempat berbagai koleksi sejarah dipamerkan kepada pengunjung. Di antara setiap koleksi yang tersedia, berikut beberapa koleksi menarik yang wajib kamu lihat selama berkunjung:
Diorama Benteng Vredeburg Yogyakarta
Salah satu koleksi Museum Benteng Vredeburg yang paling terkenal adalah diorama yang menampilkan berbagai peristiwa penting perjuangan kemerdekaan Indonesia. Terdapat empat bangunan khas yang menampilkan diorama dan koleksi artefak sejarah pada masa tersebut, seperti Ruang 1 Diorama.
Diorama 1 menyajikan 11 peristiwa Perang Diponegoro hingga masa penjajahan Jepang di Jogja. Di aula yang sama, kamu bisa melihat sejarah ikon-ikon Keraton Jogja dari masa Raja Hamengkubuwono I hingga saat ini.
Berlanjut ke diorama 2, kamu akan melihat 19 minirama tentang berbagai peristiwa mulai dari Deklarasi hingga invasi tentara Belanda. Kamu dapat melihat gambaran jelas mengenai peperangan yang terjadi saat itu serta barang-barang yang ditinggalkan pihak militer yang terlihat sangat jelas di bangunan diorama 2.
Kemudian untuk diorama 3 terdapat 18 gambaran keadaan Jogja pasca Perjanjian Renville hingga pengakuan kedaulatan RIS (Republik Indonesia Serikat). Di tempat ini Kamu juga bisa melihat benda-benda kuno milik warga dan juga bisa mencoba permainan interaktif di ruangan khusus.
Terakhir diorama 4 yang menggambarkan peristiwa kemerdekaan Indonesia khususnya pada masa Orde Baru. Dengan keberadaan diorama ini memudahkan kamu mengingat dan membayangkan suasana di mana peristiwa penting tersebut berlangsung.
Film Dokumenter
Di dekat pintu masuk Benteng Vredeburg terlihat sebuah bangunan kecil yang berfungsi sebagai ruang pengenalan dan audio visual. Di tempat ini, kamu bisa menonton film dokumenter tentang sejarah pembangunan benteng dan perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan bagi Indonesia.
Selain berjalan-jalan, kamu juga bisa menikmati berbagai aktivitas menarik lainnya seperti berfoto di tengah arsitektur benteng yang masih dilestarikan. Berbagai foto menarik bernuansa klasik bisa kamu temukan hampir di setiap sudut benteng.
Tak jarang wisatawan sengaja datang sekadar untuk melakukan sesi foto khusus, seperti pemotretan prewedding di kawasan benteng. Saat kamu berkunjung ke destinasi wisata bersejarah ini, kamu tidak hanya bisa belajar tapi juga terhibur dengan berbagai pesona yang dikandungnya.
Harga Tiket Masuk Benteng Vredeburg Yogyakarta
Tiket masuk Benteng Vredeburg sangat murah dan terjangkau karena dikelola langsung oleh pemerintah. Hanya dengan beberapa ribu rupiah, kamu dapat berjalan-jalan dengan nyaman dan mengagumi beragam koleksi museum.
Retribusi | Tarif |
---|---|
Tiket Masuk Wisatawan Dewasa | Rp3.000,00 |
Tiket Masuk Wisatawan Anak-anak | Rp2.000,00 |
Tiket Masuk Rombongan Dewasa (min 20 orang) | Rp2.000,00 |
Tiket Masuk Rombongan Anak (min 20 orang) | Rp1.000,00 |
Tiket Masuk Wisatawan Asing | Rp10.000,00 |
Harga pada tabel dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan dari pihak manajemen. Namun, daftar di atas bisa kamu gunakan untuk memperkirakan biaya yang diperlukan jika ingin mengunjungi Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Kamu juga bisa mengunjungi banyak tempat wisata di Jogja lainnya dengan lebih mudah dengan menggunakan paket wisata dari travel atau biro perjalananan wisata. Paket ini akan membantu kamu mendapatkan oleh-oleh khas Jogja yang kamu inginkan atau mencoba berbagai makanan khas Jogja selama berkunjung.
Lokasi Benteng Vredeburg Yogyakarta
Benteng Vredeburg berlokasi di Jalan Margomulyo No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, tepat di ujung selatan Jalan Malioboro. Jaraknya sekitar 1,5 km dari stasiun Tugu dengan waktu tempuh sekitar 8 menit menggunakan kendaran seperti sepeda motor atau mobil.
Kamu bisa menyewa jasa supir dari Innova Car Rental atau biro perjalanan wisata yang bersedia mengantarkan kamu langsung ke tujuan dengan lebih mudah. Kamu juga dapat menggunakan petunjuk navigasi Google Maps untuk menunjukkan rute terbaik menuju Benteng Vredeburg Yogyakarta dari posisi lokasi kamu.
Jam Operasional Benteng Vredeburg Yogyakarta
Selain hari Senin atau hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, museum ini bisa kamu kunjungi mulai pukul 07:30 WIB. Tempat ini tutup pada pukul 16.00 WIB pada hari kerja dan pukul 16.30 WIB pada akhir pekan.
Usahakan datang saat musim kemarau atau musim panas agar perjalanan kamu terlindungi dari hujan deras. Dengan begitu kamu bisa lebih leluasa menjelajahi kawasan Benteng Vredeburg Yogyakarta dan sekitarnya tanpa takut diganggu hujan.